Minggu, 09 April 2017

Analisis Keadaan Politik Indonesia di Masa Pemerintahan Presiden B.J Habibie



PENDAHULUAN

Turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998. Sebagai salah satu penguasa terlama di Indonesia, dia cukup yakin ketika ditetapkan kembali oleh MPR untuk masa jabatan yang ketujuh pada tanggal 11 Maret 1998, segala sesuatu akan berada di bawah kontrolnya. Tetapi dua bulan sesudah Soeharto mengambil sumpah, Rezim Orde Baru runtuh. Ketika mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR pada tanggal 19 Mei 1998, presiden yang sudah berumur 75 tahun ini menyaksikan legitimasinya berkurang dengan cepat dan ia ditinggalkan seorang diri.
Pelemahan posisi Soeharto sebagai presiden karena dukungan untuk membentuk Komite Reformasi gagal ditambah dengan banyak desakan yang menganjurkan presiden untuk mundur. Perasaan ditinggalkan, terpukul telah membuat Soeharto tidak punya pilihan lain kecuali memutuskan untuk berhenti.
Pada pagi harinya, tanggal 21 Mei 1998, pukul 09.00. Dihadapan wartawan dalam dan luar negeri Presiden Soeharto menyampaikan pidato pengunduran dirinya sebagai presiden.
Usai Presiden Soeharto mengucapkan pidatonya Wakil Presiden B.J. Habibie langsung diangkat sumpahnya menjadi Presiden RI ketiga dihadapan pimpinan Mahkamah Agung, peristiwa bersejarah ini disambut dengan haru biru oleh masyarakat terutama para mahasiswa yang berada di Gedung DPR/MPR, akhirnya Rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto berakhir dan Era Reformasi dimulai di bawah pemerintahan B.J. Habibie.

PEMBAHASAN

a.Biografi singkat B.J Habibie
Beliau lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan 25 juni 1936, ayah beliau bernama Alwi Abdul Jalil Habibie dan ibunya bernama RA. Tuti Pupowardojo dan beliau merupakkan anak ke-4 dari delapan bersaudara. Dan beliau menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada 12 Mei 1962.
Beliau mengenyam pendidikan tinggi di Jerman selama 10 tahun hingga meraih gelar doktor kontruksi pesawat terbang dengan predikat Summa Cum Laude. Kemudian beliau bekerja di salah satu perusahaan pesawat terbang terkemuka  Jerman sampai akhirnya pulang ke Indoneia memenuhi panggilan Preiden Soekarno.
Sebelum menjabat gelar presiden, beliau menjabat beberapa jabatan dtrategis di pemerintahan seperti Menteri Negara Ristek dan kepala BPPT selama 20 tahun.
b.Perjalan Politik Indonesia di Era Presiden B.J Habibie
Pada tanggal 22 mei 1998 presiden republik Indonesia yang ketiga B.J Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang mentri dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer ABRI,golkar,PPP,PDI.
Dalam perombakan sistem pemerintahan dari sistem yang diterapkan pada masa Orde Baru sampai masa baru Reformasi yang baru dimulai,banyak tuntutan perubahan keadaan politik maupun sosial yang diinginkan dari kalangan mayarakat dan kalangan mahasiswa khususnya,Perubahan tersebut diharapkan oleh rakyat dapat mengadakan perubahan.Beberapa perubahan-perubahan yang diharapkan dapat terelasasikan, antara lain :

1.      Bidang ekonomi,untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi   Indonesia
2.      Bidang politik, memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik yang baru sebanyak 45 partai ·         Membebaskan narapidana politik. Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh interpenden
3.      Bidang pers,dilakukan pencabutan pembrendelan pers dan penyederhanaan permohonan SIUUP untuk memberikan kebebasan terhadap pers,sehingga muncul berbagai macam media masa cetak,baik surat kabar maupun majalah.
4.      Bidang hukum,untuk melakukan reformasi hukum ada beberapa hal yang dilakukan dalam pemerintah bj habibie.

Beberapa kebijakan Presiden B.J Habibie lainnya adalah sebagai berikut :
Meningkatkan legitimasinya yaitu dengan mengumumkan susunan kabinet baru yaitu reformasi pembangunan (berdasarkan keputusan presiden Republik Indonesia No. 122/ M tahun  1998) di istana merdeka. Dengan kepurusan presiden tersebut, presiden B.J Habibie memberhentikan dengan  hormat  para  menteri-menteri yaitu 4 menteri  Negara dengan tugas sebagai Menteri Koordinator., 20 menteri Negara yang memimpin departemen, 12 menteri Negara yang bertugas menangani bidang tertentu.
Dalam perspsektif pemikiran Habibie Timor-Timur adalah kerikil dalam sepatu yang merepotkan pemerintahannya, sehingga Presiden B.J Habibie mengambil sikap pro aktif dengan menawarkan dua pilihan bagi penyelesaian Timor-Timur yaitu di satu pihak memberikan setatus khusus dengan otonomi luas dan dilain pihak memisahkan diri dari RI. Otonomi luas  berarti diberikan kewenangan atas berbagai bidang seperti : politik ekonomi budaya dan lain-lain kecuali dalam hubungan luar negeri, pertahanan dan keamanan serta moneter dan fiskal. Sedangkan memisahkan diri berarti secara demokratis dan konstitusional serta secara terhormat dan damai lepas dari NKRI.
Pemberian gelar Pahlawan Reformasi pada para mahasiswa korban Trisakti yang menuntut lengsernya Soeharto pada tanggal 12 Mei 1998 merupakan hal positif yang dianugrahkan oleh pemerintahan Habibie, dimana penghargaan ini mampu melegitimasi Habibie sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan dan pengorbanan mahasiswa sebagai pelopor gerakan Reformasi.

c.Kendala Pemerintahan Era Presiden B.J Habibie

Dengan mundurnya Presiden Soeharto dari jabatan presiden, maka Wakil Presiden B.J. Habibie  menggantikan kedudukannya sebagai presiden. Pelimpahan ini memunculkan reaksi pro dan kontra dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa legitimasi pemerintahan B.J. Habibie sangat lemah, karena keberadaan B.J Habibie dianggap sebagai suatu paket warisan pemerintahan Soeharto. Sehingga banyak masyarakat yang awam politik akan eksistensinya sebagai pembawa perubahan keadaan politik Indonesia.
Anggapan masyarakat Indonesia atas eksistensi beliau dikarenakan juga oleh beberapa kolompok yang menuntut pembentukan pemerintahan transisi. Hal lain  yang melemahkan legitimasi B.J Habibie dalam memimpin pemerintahan ialah ia tidak dipilih secara luber dan jurdil[1] sebagai presiden dan merupakan satu paket pemilihan dengan Soeharto sehingga banya yang menduga-duga beliau merupakan kepanjangan tangan dari Preiden Soeharto.
Di tengah-tengah upaya pemerintahan Habibie memenuhi tuntutan reformasi, pemerintah Habibie dituduh melakukan tindakan yang bertentangan dengan kesepakatan MPR mengenai masalah Timor-Timur. Pemerintah dianggap tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan DPR/MPR sebelum menawarkan opsi kedua kepada masyarakat Timor-Timur. Dalam jajak pendapat terdapat dua opsi yang ditawarkan di Indonesia di bawah Presiden B.J. Habibie, yaitu: otonomi luas bagi Timor-Timur dan kemerdekaan bagi Timor-Timur. Akhirnya tanggal 30 Agustus 1999 pelaksanaan penentuan pendapat di Timor-Timur berlangsung aman dan dimenangkan oleh kelompok Pro Kemerdekaan yang berarti Timor-Timur lepas dari wilayah NKRI.

d.Akhir Pemerintahan Presiden B.J Habibie

            Pada tanggal 1-21 Oktober 1999, MPR mengadakan Sidang Umum. Dalam suasana Sidang Umum MPR yang dilaksanakan dibawah pimpinan Ketua MPR Amien Rais, tanggal 14 Oktober 1999 Presiden Habibie menyampaikan pidato pertanggungjawabannya di depan sidang dan terjadi penolakan terhadap pertanggungjawaban presiden sebagai Mandataris MPR lewat Fraksi PDI-Perjuangan, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia dan Fraksi Demokrasi Kasih Bangsa. Pada umumnya, masalah-masalah yang dipersoalkan oleh Fraksi-fraksi tersebut adalah masalah Timor-Timur, KKN [2]termasukan pengusutan kekayaan Soeharto, dan masalah HAM. Sementara itu, di luar Gedung DPR/MPR yang sedang bersidang, mahasiswa dan rakyat yang anti Habibie bentrok dengan aparat keamanan. Mereka menolak pertanggungjawaban Presiden B.J Habibie, karena Presiden B.J Habibie dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rezim Orba.
Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1999, Ketua MPR Amien Rais menutup Rapat Paripurna sambil mengatakan, ”Dengan demikian pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie ditolak”. Pada hari yang sama Presiden B.J Habibie mengatakan bahwa dirinya mengundurkan diri dari pencalonan presiden.. Menyusul penolakan MPR terhadap pidato pertanggungjawaban Presiden Habibie dan pengunduran B.J Habibie dalam bursa calon presiden, memunculkan dua calon kuat sebagai presiden, yaitu Megawati Soekarnoputri dan Abdurrahman Wahid semakin solid, setelah calon PresidenYusril Ihza Mahendra dari Fraksi Partai Bulan Bintang mengundurkan diri melalui voting, Gus Dur alias Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia ke-4 dan dilantik dengan Ketetapan MPR No. VII/MPR/1999 untuk masa bakti 1999-2004. Tanggal 21 Oktober 1999 Megawati terpilih menjadi Wakil Presiden RI dengan Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1999 mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid. Terpilihnya Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 1999-2004 menjadi akhir pemerintahan Presiden Habibie dengan TAP MPR No. III/MPR/1999 tentang Pertanggungjawaban Presiden RI B.J. Habibie. Meskipun terdapat berbagai kemajuan dan keberhasilan yang dicapai oleh pemerintahan Habibie. Dimana sejak Kabinet Reformasi Pembangunan dibentuk, seperti penyelenggaraan Sidang Istimewa MPR, penyelenggaraan pemilu dan reformasi di bidang politik, sosial, hukum, dan ekonomi.


KESIMPULAN

            Keadaan politik Indonesia mencapai puncak keadaan chaos pada rentang waktu 1998 dan 1999 yang bertepatan dengan masa transisi rezim dari Orde Baru menuju masa Reformasi sampa sekarang ini. Gejolak reformasi dan perubahan yang digadang-gadangkan oleh mahasiswa dan beberapa masyarakat untuk menumbangkan rezim Orde Baru yang berkuasa 32 tahun lamanya, hal ini diawali dengan berbagai berbagai tuntutan dan kritik mahasiswa atas pola pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan demo-demo yang hampir semuanya berakhir dengan kerusuhn dan bentrokan dengan aparat.
            Bahkan setelah masa Orde Baru berakhir dan pada masa beliau memimpin, masih saja banyak gejolak yang tidak setuju dengan berbagai kebijakan dan langkah politik yang beliau ambil untuk merubah keadaan yang sedemikian runyam kala itu. Salah satunya adalah kebijakan dalam pelepaan Timor Timur dari pangkuan NKRI.
            Setelah MPR melewati beberapa sidang pertanggung jawaban Presiden RI sebagai mandataris dan akhirnya adalah penolakan atas pertanggungjawaban tersebut dan disusul pengunduran diri Presiden B.J Habibie dari jabatan presiden dan percepatan pemilu presiden selannjutnya.
            Sangat disayangkan dalam masa yang sulit ini, Indonesia mengalami pergolakan politik yang dahsyat sehingga pemerintahan pusat menjadi tidak stabil, pemerintahan perdana masa Reformasi yang dipimpin oleh Presiden B.J Habibie banyak mengalami pergolakan dalam bentuk kritik dan kecaman yang mendorong masyarakat untuk meurunkan Presiden B.J Habibie.
            Pada masa pemerintahan Presiden B.J Habibie banyak sekali kemajuan dalam bidang ekonomi dan politik, seperti kebebasan pers dan berpartai, solusi keadaan krisis moneter dengan melikuidasi beberapa bank yang bermasalah sehingga menaikkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS hingga Rp.10.000,00 per $ 1.
            Keadaan seperti ini tidak jauh dari kurangnya pemahaman dan keadaran masyarakat akan politik sehingga mudah di intervensi oleh berbagai pihak. Kemudian emosi rakyat akan keadaan depresi Orde Baru yang menyebabkan keadaan labil yang banyak menghasilkan kerusuhan dan demo masyarakat yang berbentuk protes dan ketidakpuasan terhadap pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak.S.H. 2003.Kabinet-Kabinet Republik Indonesia. Jakatra: PT Ikrar Mandiri Abadi
Kencana Syafiie, Inu, Azhari. 2005. Sistem Politik Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama
Soemardjan, Selo. 1999. Kisah Perjuangan Reformasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
www.kompasiana.com



[1] Asas pemilihan umum di Indonesia, yaitu Langsung,Bersih,Jujur dan Adil
[2] Kepanjangan dari Kolusi,Korupsi dan Nepotisme

CONTOH KASUS TEORI REALISME DAN TEORI LIBERALISME DALAM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL




CONTOH KASUS TEORI REALISME DAN TEORI LIBERALISME DALAM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

A.Kasus Realisme

            Pandangan para realis terbukti ketika masa masa Perang dingin antara amerika Serikat dengan Uni Sovyet pada tahun 1960 sampai 1980-an . Ketegangan antara kedua negara bermula pada saat keluarnya Amerika Serikat dan Uni Sovyet sebagi pemenang dalam Perang Dunia Kedua yang keduanya mempunyai kekuatan yang imbang.
            Atmosfir Perang Dingin dimulai ketika Amerika meluncurkan roket tanpaawak peluncuran satelit pertama Sputnik. Beberapa tahun kemudian Uni Sovyet meluncurkan roket berawak pertama yang dikendarai oleh kosmonot Uni Sovyet yang pertama Yuri Gagarin. Setelah beberapa persaingan dalam penjelajahan antariksa, Amerika berhasil melandaskan roket Apollo 11 yang mendaratkan 3 manusia pertama yang mendarat di bulan yang salah satunya Neil Armstrong pada tahun 1969 yang sebelumnya Uni Sovyet juga mendaratkan wahananya yaitu Luna 2 pada 1959.
            Keadaan puncak Perang Dingin adakah ketika kedua belah pihak sama sama mempunyai nuklir yang disinyalir akan terjadinya Perang Nuklir sebagai perang dunia Ketiga sehingga menimbulkan ketegangan yangserius pada dunia karena dampak nuklir itu sendiri sudah terbukti ketika pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada  tahun 1945 oleh Amerika Serikat.
            Dan secara tidak langsung Perang Dingin menimbulkan ketegangan regional yang berhubungan dengan keterlibatan persaingan Amerika Serikat dan Uni Sovyet dalam memperhatikan eksistensinya seperti Perang Vietnam, Perang Afghanistan dan Perang Korea.

B.Kasus Liberalisme

            Pada kesepakatan kerja sama impor daging ayam Amerika Serikat kepada Meksiko pada tahun 2003. Meksiko memberikan penurunan tarif bea cukai terhadap pembelian daging ayam dari Amerika Serikat secara berkala, sehingga pada tahun 2007 cukai pada produk daging ayam Amerika Serikat mencapai nilai  0% dari harga daging ayam itu sendiri.
            Salah atu hal yang melatar belakangi kerjasama ini adalah kebutuhan pasar Meksiko akan daging ayam karena Meksiko sendiri sedang dilanda kekurangan pangan karena kekeringan parah yang melanda Meksiko pada tahun 2002 terutama makanan hewani sebagai pasokan protein bagi warga  negaranya seperti daging ayam pada saat itu terutama pada daerah-daerah miskin di Meksiko seperti kawasan Chihuahua, Zatecas dan Durango.
            Dalam hal ini Amerika Serikat sangat diuntungkan karena sebelumnya di Maerika Serikat sendiri trjadi penumpukan daging ayam. Masyarakat Amerika Serikat lebih memilih bagian white meat pada daging ayam ketimbang bagian dark meat seperti paha,kaki ayam dan seluruh ¼ bagian tubuh ayam lainnya. Karena yang diekspor pada Meksiko adalah bagian dark meat, Amerika Serikat tidak lagi memikirkan penumpukan dark meat karena sudah diekspor dan menguntungkan Meksiko itu sendiri dalam pemenuhan pasokan daging ayamnya. Dan pad akhirnya peluang untuk saling bekerja sama dalam hal perdagangan antara Amerika Serikat dan Meksiko semakin terbuka luas.