MENUNTUT ILMU DI WAKTU KECIL

التَّعَلُّمُ فِي الصِّغارِ كَالنَّقْصِ عَلَى الحَجَرِ

“Tuntutlah ilmu di waktu kecil, karena bagaikan kamu memahatnya diatas batu”

            Ungkapan tersebut memang sangatlah populer di lidah umat manusia, terutama di kalangan pesantren dan madrasah. Ungkapan ini memang mementingkan untuk belajar dan menuntut ilmu ketika masih muda.

            Kenapa di waktu kecil? tidak ketika sudah dewasa saja?

            Ketika kita masih kecil, kita akan sangat sekali unntuk mengingat atau merespon apa yang kita dapat dari pengalaman yang kita lihat atau yang kita dengar pada masa-masa itu. Contohnya, kita akan lebih mengingat judul kartun atau salah satu alur cerita kartun yang kita

tonton ketika kita masih kecil. Berbeda dengan sinetron-sinetron yang kita tonton sekarang ini,paling ingatannya hanya bertahan 2 mingguan saja.

            Maka dari itu, berbagai pendidikan diberikan ketika masih muda akan lebih mudah membekas dari pada pendidikan yang diterima ketika sudah beranjak dewasa. Pemerintah pun sudah beberapa kali mencanangkan program wajib belajar pada  masa anak-anak,bahkan pendidikan saja sudah diprogramkan dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK).

            Tapi,kesadaran untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak sudah diterapkan Rasululloh SAW pada masanya. Seusai kemenangan kaum muslimin pada Perang Badar, banyak dari kafir Quraisy yang ditawan kemudian dibawa ke Madinah al Munawwarah. Sebagian besar dari mereka dapat memebaca dan menulis, keadaan mereka ini dimanfaatkan oleh Rasululloh SAW untuk memerintahkan mereka yang bisa membaca dan menulis untuk mengajarkan ilmu mereka kepada anak-anak kaum muslimin di Madinah al Munawwaroh sebagai ganti dari pembayaran tebusan tawanan perang atas diri mereka sendiri.

Sumber nasihat diatas adalah hadist yang mengalamatkan kepada Hasan al-Bashri, ada pula yang mengatakan dari Abu Darda’, bahkan menurut al-Mawardi, nasihat itu bersumber dari Rasululloh  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya Adabud Dunya wa ad-Din. Akan tetapi, tentang keshahihannya perlu diteliti.

Yang jelas, itu merupakan nasihat yang luhur, asal dipakai di tempat yang benar dan ditujukan kepada sasaran yang tepat. Nasihat itu ditujukan untuk anak-anak dan remaja, agar memanfaatkan kesempatan emasnya untuk belajar. Agar tidak menyesal di hari tuanya. Seperti yang dikatakan orang bijak, “Jika engkau tidak turut menebar benah, niscaya engkau akan menyesal saat melihat mereka menuai benih yang telah mereka tanam.”